Skandal Korupsi Pertamina: Dugaan Oplosan Pertamax Rugikan Negara RP.190 Triliun

Berita Viral1036 Dilihat

WAWASANCEMERLANG.COM – Kasus dugaan korupsi di tubuh PT Pertamina (Persero) kembali mencuat, kali ini terkait praktik Oplosan Pertamax bahan bakar minyak (BBM) yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. Kejaksaan Agung telah mengungkap adanya manipulasi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang yang diduga terjadi dalam periode 2018 hingga 2023.

Modus Oplosan Pertamax: Kejahatan Tersembunyi di Balik Distribusi BBM

Dugaan skandal ini berawal dari pengadaan BBM dengan nilai oktan (RON) 90 yang kemudian dicampur (blending) untuk dijual sebagai RON 92 atau Pertamax. Investigasi mengungkap bahwa PT Pertamina Patra Niaga diduga membayar harga untuk RON 92, padahal yang diimpor adalah RON 90. Campuran ini dilakukan di fasilitas penyimpanan atau depo sebelum BBM disalurkan ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Kerugian Negara Capai Rp193,7 Triliun

Pihak Kejaksaan Agung menyebut bahwa praktik ilegal ini tidak hanya merugikan konsumen yang membayar lebih untuk kualitas BBM yang lebih rendah tetapi juga mengakibatkan kerugian negara yang ditaksir mencapai Rp193,7 triliun. Angka ini menjadi salah satu yang terbesar dalam sejarah kasus korupsi di sektor energi Indonesia.

Tujuh Orang Jadi Tersangka

Dalam penyidikan yang terus berjalan, Kejaksaan Agung telah menetapkan tujuh tersangka, terdiri dari empat pegawai Pertamina dan tiga pihak swasta. Para tersangka diduga berperan dalam manipulasi ekspor-impor minyak mentah serta pengelolaan produk kilang yang berujung pada praktik pengoplosan BBM.

Pertamina Bantah Oplosan BBM, Netizen Geram

PT Pertamina membantah tuduhan bahwa mereka mencampur Pertalite (RON 90) dengan Pertamax (RON 92). Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, BBM yang dijual ke masyarakat telah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM. Namun, pernyataan ini tidak sepenuhnya meredakan amarah publik. Di berbagai platform media sosial, warganet mengecam dugaan praktik kecurangan ini dan menuntut transparansi lebih lanjut.

Baca Juga : Viral! Video Syur 5 Menit Bu Guru Salsa Tersebar, Begini Pengakuannya

Dampak Skandal Ini Bagi Masyarakat dan Industri

Kasus ini bukan hanya mengguncang kredibilitas Pertamina, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Kepercayaan publik terhadap kualitas BBM yang dijual di SPBU kini dipertanyakan. Selain itu, dampak ekonomi dari skandal ini bisa meluas ke sektor lain, terutama yang bergantung pada bahan bakar minyak untuk operasionalnya.

Langkah Hukum dan Reformasi Tata Kelola BBM

Kejaksaan Agung berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dan memastikan semua pihak yang terlibat mendapatkan hukuman yang setimpal. Sementara itu, pemerintah diharapkan dapat menerapkan reformasi dalam tata kelola distribusi BBM agar kasus serupa tidak terulang di masa mendatang.

Kasus dugaan korupsi ini menjadi pengingat bahwa transparansi dan akuntabilitas dalam sektor energi harus diperketat. Publik menanti keadilan dan berharap agar para pelaku yang terlibat dalam praktik kecurangan ini mendapat hukuman setimpal demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri energi nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 komentar